Gereja Katedral diresmikan pada tanggal 21 April 1901 yang saat ini menjadi Gereja Katedral Jakarta. Gereja tersebut dirancang oleh seorang arsitek asal Belanda. Pembangunan Gereja Katedral sempat terhenti karena sang arsitek terpaksa pulang karena sakit pada tahun 1894. Setelah berhenti beberapa waktu lamanya akhirnya pada tanggal 16 Januari 1899, pembangunan Gereja Katedral Jakarta dimulai kembali yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Mgr E.S. Luypen SJ, sebagai Uskup pada waktu itu. Bertindak sebagai insinyurnya adalah M.J. Hulswit.
Arsitektur & Eksterior Katedral
- Arsitektur gereja dibuat dengan gaya neo gothik. Denah bangunan berbentuk salib dengan panjang 60 meter dan lebar 20 meter. Pada kedua belah terdapat balkon selebar 5 meter dengan ketinggian 7 meter. Konstruksi bangunan ini dikerjakan oleh tukang batu dari Kwongfu, China. konstruksi bangunan ini terdiri dari batu bata tebal yang diberi plester dan berpola seperti susunan batu alam. Dinding batu bata ini menunjang kuda-kuda kayu jati yang terbentang selebar bangunan.
- Ada 3 menara di Gereja Katedral, yaitu: Menara Benteng Daud, Menara Gading dan Menara Angelus Dei. Menara ini dibuat dari besi. Bagian bawah didatangkan dari Nederland dan bagian atas dibuat di bengkel Willhelmina, Batavia.
- Di menara gading terdapat jam yang pada mesinnya tertulis van Arcken & Cie.
- Lonceng: Pada menara Benteng Daud terdapat lonceng yang dihadiahkan oleh Clemens George Marie van Arcken. Pada menara Gading terdapat lonceng yang lebih kecil dan disumbankan oleh Tuan Chasse. Lonceng yang terbesar bernama Wilhelmus yang merupakan hadiah dari Tuan J.H. de Wit.
- Patung Kristus Raja: berada di halaman depan gereja.
- Goa Maria: Bentuk fisiknya mirip dengan Goa Maria di Lourdes Perancis. Goa ini terdapat di halaman samping gereja.
- Pintu Masuk Utama: terdapat patung Maria dan ada tulisan Beatam Me Dicentes Omnes’ yang berarti “Semua keturunan menyebut aku bahagia”.
- Rozeta: merupakan jendela bercorak Rosa Mystica sebagai lambang dari Bunda Maria. Benda ini terletak di atas gerbang utama.
Interior Katedral
- Serambi Gereja: pada pintu utama terdapat sebuah batu pualam yang isinya hendak memberitahu bahwa gereja ini didirikan oleh Arsitek Marius Hulswit 1899-1901. Pada tembok sebelah selatan terdapat pualam putih yang menjelaskan bahwa gedung ini digambarkan oleh Antonius Dijkmans. Pada sisi kiri terdapat monumen “Du Bus” yang dibuat di Belgia dan dipersembahkan kepada umat katolik.
- Ruang Umat:
- Pieta: replika dari karya Michael Angelo yang menggambarkan Maria yang memangku jasad Yesus setelah diturunkan dari salib. – Lukisan Jalan Salib: dilukis di atas ubin yang dibuat oleh Theo Malkenboet. – Mimbar pengetahuan: hadiah dari Imamat MgrLuypen yang didirikan oleh Pastor Wenneker”. – Pipe Orgel: dibuat di Belgia pada tahun 1988. – Lukisan foto Uskup: Wajah para uskup dan lambang serta motto yang bisa dinikmati melalui lukisan yang tergantung di dinding dekat pintu samping kiri-kanan gereja.
- Panti Imam:
- Patung Ignatius de Loyola: terdapat pada pilar sebelah kiri di depan Altar Utama. – Patung Franciscus Xaverius: terdapat di sebelah kanan. Seorang misionaris terkenal. – Katedra: Tempat duduk uskup sewaktu memimpin misa. – Bejana Pemandian: Terbuat dari marmer – Altar: Altar utama (berhiaskan relief dan patung ke-12 murid Yesus serta Ignatius de Loyola dan Franciscus Xaverius); Relekwi pada ketiga altarnya; altar Maria (berhiaskan relief kehidupan Bunda Maria); dan Altar Yoseph (berhiaskan relief kehidupan Santo Yosepj).
Museum Katedral
Museum ini diresmikan pada tanggal 28 April 1991 oleh Mgr Julius Darmaatmadja. Pembuatan museum Katedral diprakarsai oleh pastor kepala Katedral pada waktu itu, yaitu Pater Rudolf Kurris. Hal ini berawal dari rasa cinta Kurris terhadap sejarah dan benda-benda bersejarah. Menurutnya, benda-benda bersejarah itu dapat membangkitkan rasa kagum manusia terhadap masa lampau dan keinginannya menyalurkan pengetahuan dari generasi ke generasi. Museum Katedral ini berada di ruang balkon Katedral.
Isi Museum Katedral:
Teks doa berbingkai: Dua versi buku misa berbahasa Latin yang dipakai pada masa pra-Vatikan II. – Mitra dan tongat gembala Paus Paulus VI – Piala dan Kasula Paus Yohanes Paulus II – Replika Pastoran – Perangko – Lukisan dari batang pohon pisang karya Kusni Kasdut – Replika perahu Pastor P. Bonnike, SJ – Relikwi santo & santa
0 comments:
Post a Comment