Peranan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

on Sunday, October 7, 2012

Peranan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari


Hai, udah lama nih gw gak nulis blog ini. Haha. Bukannya untuk bersikap cuek terhadap dunia maya tetapi blog ini emang di peruntukan untuk melengkapi masalah akademik bukan untuk mengekspos kehidupan sehari-hari gw. Haha.

Peranan bahasa Indonesia, hmm awalnya sih gw piker ini topik yang cukup umum untuk di angkat dalam membuat sebuah karangan tapi setelah di pikirkan lebih lanjut ternyata peranan bahasa ini memiliki kajian yang cukup luas dan variatif dilihat melalui kacamata gw tentunya.

Dewasa ini kita sering kali lupa akan budaya kita sendiri, sikap anak muda jaman sekarang yang lebih suka untuk meniru gaya kebarat-baratan yang mungkin di pandang lebih keren, seringkali membuat bahasa kita terlupakan.

Simplenya adalah dari sekian banyak anak muda, seringkali di kota kota besar anak anak muda lebih senang dalam menggunakan bahasa asing untuk di tulis di dalam account media sosialnya, apakah ini buruk? Banyak sekali hal positif-nya, tetapi perlu di ingkatkan sekali lagi bahwa bahsa yang paling umum yang bisa kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Bahasa ibu kita sendiri.

Nasionalisme.

Ya mungkin saja itu bisa jadi salah satu tolak ukur dari rasa nasionalis kita terhadap bangsa ini, sikap mencintai budaya dan bahasa sendiri sering kali output nya adalah rasa nasionalis. Ketika kita merasa bangga akan bangsa kita, jiwa nasionalis kita terpanggil, maka dengan bangga pula kita akan menggunakan bahasa kita sendiri.

Berikut ini fungsi bahasa menurut para ahli:

#Del Hymes & Guy Cook
bahwa bahasa berfungsi:

·         Kontekstual (situasi)
·         Referensial (pesan)
·         Emotif (penutur)
·         Konatif/ direkti (mitra tutur)
·         Fatis (jalur)
·         Puitis (bentuk pesan)
·         Metalinguist (aspek bahasa)

Transaksi

Bahasa merupakan bagian penting untuk membantu jalanya proses transaksi dalam kehidupan sehari-hari tanpa adanya bahasa kegiatan bertransakasi seperti berbisnis, berbelanja, atau kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih akan sulit mencapai kesepakatan apabila seseorang yang bertransaksi saling tidak mengerti bahasa dari lawan bicara mereka. Pada masa lalu contohnya manusia bertransaksi hanya dengan cara tukar menukar barang atau biasa disebut barter. Tukar menukar barang ini terjadi bukan hanya karena belum terciptanya nilai tetap uang untuk menentukan harga sebuah barang atau jarak sebagai pemisah, tetapi bahasa juga merupakan salah satu faktor mengapa pada masa itu manusia melakukan transaksi sangat terbatas. Sebabnya adalah ketiadaan bahasa yang dapat menyambungkan jalannya proses transaksi. Walaupun bisa saja misal salah seorang dari salah satu daerah mempelajari bahasa daerah dari relasi bisnisnya itu masih bisa mungkin terjadi, tapi bagaimana kalo relasi bisnisnya tidak hanya ada pada satu daerah tentu akan sulit bagi seseorang mempelajari bahasa dari banyak daerah.

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari banyak Suku, Kota, atau Daerah yang masing-masing tempatnya memiliki bahasa yang berbeda, bagaimana mungkin kesepakatan bekerjasama dalam bisnis contohnya akan terjadi bila orang yang bekerja sama ini saling tidak memahami bahasa satu sama lain, oleh karena itu sangat diperlukan terciptanya satu bahasa yang dapat memudahkan kegiatan transaksi seseorang yang berbeda bahasa. Bahasa yang dapat dipergunakan dimana saja di Indonesia jika kita tidak dapat memahami bahasa daerah kota tersebut, maka terciptalah bahasa Indonesia. Tepatnya pada tanggal 28 Okteber 1928 diresmikannya bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan menjadi bahasa pemersatu dari sekian ratus bahasa daerah. Ditetapapkan bahasa pemersatu inilah yang mempermudahakan terjalinnya sebuah kerja sama. Seseorang dapat bertransaksi antar kota dan antar daerah, akan mudahnya mencapai kesepakatan antara seseorang yang berbisnis, bahkan seseorang yang berbelanja sampai keluar daerah akan mudah melakukan tawar menawar antara pedagang dan pembeli karena adanya bahasa pemersatu Bahasa Indonesia. Kasus lain misal kita ingin mengirim sejumlah uang dengan rekan bisnis kita melalui sebuah ATM sementara kita berada disuatu Daerah yang bahasanya berbeda dengan daerah asal kita sedangkan ATM tersebut perintah-perintahnya menggunakan bahasa daerah dimana ATM itu berada tentu akan menjadikan hal yang sulit bukan? Dengan bahasalah masalah, maka kesulitan ini dapat teratasi.

Jadi kesimpulannya suatu transaksi tidak akan terjalin sempurna atau semakin berkembang apabila tidak ada bahasa Indonesia sebagai penunjang kesuksesan, karena melalui bahasa Indonesia kita dapat terhubung dengan orang-orang yang berbeda bahasa disetiap daerah. Sunggu kita sangat tergantung dengan penggunaan bahasa Indonesia.



Kesimpulan

Dinamika antara potensi dan tantangan atau realita yang dialami bahasa Indonesia saat ini merupakan suatu data yang dapat dijadikan sumber prediksi bagi eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di masa depan. Dalam konteks bahasa Melayu, Collins menyatakan bahwa peran bahasa Melayu akan semakin berkembang, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di belahan bumi yang lain. Di luar Asia Tenggara bahasa Melayu dipelajari di delapan Negara Eropa dan dua Negara di Amerika. Jumlah penutur bahasa Melayu dalam waktu dekat ini akan terus meningkat. Hal ini akan meningkatkan prestise di kalangan para penuturnya yang kemudian akan mempengaruhi sikapnya untuk lebih positif terhadap bahasa Melayu. Terlebih menurut prediksi dari Collins, pengaruh bahasa Inggris belum begitu jelas di Asia Tenggara pada masa depan.

Pengaruh secara global bahasa Melayu tersebut tentunya akan juga berpengaruh di Indonesia meskipun akan membutuhkan proses yang sangat lama. Pengaruh tersebut berkaitan juga tingkat kesadaran pemerintah, media, dan masyarakat Indonesia tentang pentingnya bahasa Indonesia sebagai pemersatu. Kesadaran ini tidak hanya pada bagian luar pemahaman saja, namun selayaknya menjadi penghayatan dan pengidentifikasian seluruh masyarakat sebagai satu bangsa.

Ada kutipan bagus yang tidak sengaja saya lihat, mungkin alangkah lebih baiknya sebagai penutup dari karangan ini :

BAHASA INDONESIA,
KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI YANG MENGGUNAKAN NYA?